Jumat, 01 Juli 2011

8 Kecerdasan Majemuk

Oleh : Farida Syarifah Fatimah, S.Pd*


Cerdas…, apa itu cerdas?
Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah secara benar, yang secara relatif lebih cepat dibandingkan dengan anak seusianya.
Pendapat umum di masyarakat biasanya memandang bahwa anak cerdas digambarkan dengan IQ yang tinggi. Sehingga, orang tua terkadang menilai kecerdasan anaknya dari nilai rapor yang diterimanya di sekolah. Selanjutnya, membandingkan kemampuan anaknya (ranking-nya) dengan anak yang lain. Akibatnya, tanpa sadar orang tua telah menghilangkan rasa percaya diri anak yang mendapat ranking rendah. Oleh sebab itu, penulis sangat setuju bila ada sekolah yang meniadakan ranking pada penilaian akhir (rapor) anak. Karena biasanya ketika pembagian rapor banyak anak yang stres bila ranking tidak sesuai harapan orang tua.



Anak adalah pribadi-pribadi yang unik dalam kecerdasan mereka masing-masing. Kita bisa membuat analogi; Bila Utut Adiyanto sang master catur disandingkan dengan Deddy Corbuzier sang master mentalis, maka pertanyaannya; siapa yang lebih cerdas? Siapa yang akan menang? Dapat penulis katakan disini tidak ada yang lebih cerdas, tidak ada yang menang dan yang kalah, karena masing-masing mempunyai kecerdasan yang berbeda.
Pada kasus di sekolah kami, ada 2 (dua) anak penyandang autis yang bernama Ilmi dan Ryan. Ilmi pandai dalam membaca namun kurang dalam berhitung. Berbeda dengan Ryan, dia pandai berhitung namun kurang dalam membaca. Nah, dalam hal ini siapa yang dapat dikatakan lebih cerdas? Ilmi atau Ryan? Sebenarnya, kecerdasan yang dimiliki masing-masing mereka tidaklah dapat disamakan, karena mereka mempunyai kecerdasan pada bidangnya masing-masing. Karena itu, selayaknya lah baik orang tua maupun guru tidak membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan anak yang lain. Karena ternyata Allah menganugerahkan kecerdasan yang berbeda kepada setiap anak.
Selanjutnya pada tulisan ini, penulis akan menggambarkan 8 (delapan) jenis kecerdasan majemuk pada anak, agar diketahui oleh orang tua maupun guru. Dengan mengenal masing-masing kecerdasan tersebut diharapkan bagi orang tua dapat pemberian perlakuan yang tepat bagi anak.
Pertama, kecerdasan linguistik, yaitu kemampuan anak dalam penggunaan kata-kata dan menyampaikan sesuatu secara lisan. Anak-anak dengan kecerdasan linguistik ini sangat menyukai permainan dan belajar yang berhubungan dengan kata, suka membaca dan berkomunikasi dengan sangat verbal.
Kedua, kecerdasan logis matematis, yaitu kemampuan anak dalam merekam pola dan susunan. Biasanya anak dengan cepat bisa bermain puzzle, menyusun balok atau permainan lain yang berpola. Anak dengan kecerdasan logis matematis ini biasanya sangat senang bermain dan belajar yang berhubungan dengan angka-angka.
Ketiga, kecerdasan visual-spasial. Anak mampu mengingat apa yang baru dilihatnya dan dapat menyampaikannya dengan sangat detail secara akurat. Anak dengan kecerdasan visual-spasial biasanya lebih mudah belajar menggunakan gambar-gambar bahkan sangat suka sekali corat-coret
Keempat, kecerdasan kinestetik. Anak dengan kecerdasan kinestetik ini sangat menyukai aktivitas fisik contohnya olahraga dan menari. Biasanya anak mampu meniru gerakan dengan mudah dan sangat suka bekerja dan belajar yang melibatkan aktivitas bagian tubuh.
Kelima, kecerdasan musikal. Suara merdu adalah ciri khas anak yang mempunyai kecerdasan musikal. Anak dengan kecerdasan musikal ini biasanya tanpa sadar suka bersenandung, bernyanyi, dan semangat sekali belajar bila ada musik bahkan sangat suka memainkan benda-benda di sekitarnya sebagai alat musik.
Keenam, kecerdasan naturalis. Anak sangat menyukai pemandangan dan keindahan alam. Anak dengan kecerdasan naturalis ini biasanya sangat senang memelihara hewan dan merawat tumbuhan. Anak suka sekali melakukan proyek tentang alam dan menyukai field trip ke alam terbuka.
Ketujuh, kecerdasan interpersonal. Anak dengan kecerdasan interpersonal ini sangat mudah bersosialisasi. Anak ini mudah sekali berteman dan biasanya disukai dalam lingkungannya karena memiliki empati pada orang lain.
Kedelapan, kecerdasan intrapersonal. Anak ini biasanya mandiri dan berkemauan keras. Karena anak mengetahui kelebihan dan kekurangan pada dirinya sendiri dan pada orang lain. Biasanya anak dengan kecerdasan intrapersonal ini dijadikan teman "curhat" oleh teman-temannya karena bisa menjadi pendengar yang baik.
Nah, haruskah kita mengadili anak kita dan memvonis mereka “tidak cerdas” hanya karena rankingnya rendah. Karena sesungguhnya setiap anak adalah cerdas di bidangnya masing-masing. Tinggal orang tua dan guru yang harus bisa mencari, meneliti, mengeksplorasi, dan mengembangkan “kecerdasan” anak sesungguhnya.
*Guru UPTD SLB-C Negeri Pembina Prov. Kalsel
(Terbit di Radar Banjarmasin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar